Sabtu, 27 April 2013

FENOMENA IKLAN PADA MASYARAKAT


FENOMENA IKLAN PADA MASYARAKAT

Berbagai aspek Psikologi Sosial dapat diperiksa di dalam konsep luas kecerdasan, jenis kelamin, iklan, konsumen budaya, stres dan masalah psikologis yang mendefinisikan masyarakat. Menimbang perilaku konsumen,  psikologi sosial menggunakan teori-teori untuk menjelaskan konsumsi meyakinkan adiktif, pengaruh iklan dan fenomena pembelian. Periklanan dipandang sebagai manipulasi psikologi halus seperti menciptakan keinginan dan kecemasan dalam konsumen potensial (Papers4you.com, 2006). Iklan dapat memiliki kedua aspek psikologis dan komersial termasuk misattribution, bias, sugesti, dan dapat dipelajari dari perspektif global atau lokal.

Konsumsi organisasi dipandang sebagai berbeda dari konsumsi individu generik meskipun teori-teori psikologi motivasi manusia seperti yang Maslow dan Freud bisa menjelaskan perilaku konsumen. Namun perilaku konsumen juga dapat dipelajari dalam hal pengertian kualitas dan hubungannya dengan kepuasan pelanggan (Silva et al, 2005). Langkah-langkah objektif dari kebutuhan pelanggan, harga dan ekspektasi dari pelanggan mungkin harus dianalisis dalam model Service Quality atau Harapan. Hogg dan Garrow (2003) disorot pada aspek-aspek psikologis gender dan pengaruh pada konsumsi iklan.

Iklan telah ditemukan untuk diproses dan ditafsirkan secara berbeda menurut gender dan persepsi skema. Hal ini pada gilirannya akan berhubungan dengan teori-teori psikologi gender seperti teori determinisme biologis, teori Freudian pengembangan kepribadian teori, kognitif-perkembangan, dan teori-teori feminis. Menjembatani kesenjangan antara studi gender dan perbedaan gender dalam konsumsi dapat memberikan kita wawasan baru pada aspek sosial dan psikologis dari perilaku konsumen. Orth (2005) menunjukkan bahwa perilaku konsumen sangat tergantung pada kepribadian konsumen dan kerentanan terhadap interpersonal, pengaruh disposisi situasional konsumen seperti mengambil risiko dan rasa ingin tahu, perilaku pembelian dan frekuensi pembelian dan variabel-variabel demografis seperti usia dan jenis kelamin.

Budaya konsumen kontemporer dapat dipelajari dalam kaitannya dengan penekanan yang berlebihan pada keindahan dan penampilan dan obsesi pemuda, sebuah fenomena yang telah melihat peningkatan ketergantungan pada bedah kosmetik. Pentingnya peningkatan tubuh dalam budaya konsumen dapat dipelajari bersama dengan pentingnya penampilan dalam masyarakat modern, peran pemasaran dan gambar iklan, dan kebutuhan psikologis untuk mengekspresikan diri (Papers4you.com, 2006).

Namun psikologi sosial tidak hanya terfokus pada konsumsi dan sikap masyarakat pada iklan, tetapi juga pada perilaku kelompok, individu umum dan sikap kolektif terhadap berbagai isu sosial termasuk perang, kekerasan kerja, dan kualitas hidup. Hal ini pada gilirannya akan menjelaskan bagaimana individu menghadapi stres, dan fokus pada konsekuensi psikologis stres. Meskipun gangguan psikologis mungkin dalam beberapa kasus menjadi akibat langsung dari stres sosial, perilaku menyimpang dalam masyarakat dapat dijelaskan dengan bantuan beberapa teori seperti teori subkultur oleh Parker, ketegangan struktural teori oleh Merton, atau teori kesesuaian. Psikologi sosial dengan demikian difokuskan pada menjelaskan berbagai masalah dari iklan dan perilaku konsumen sikap publik pada isu-isu sosial dan perilaku antisosial.


Sumber:
http://id.prmob.net/psikologi/sigmund-freud/ilmu-sosial-2418291.html

KESEHATAN MENTAL


KESEHATAN MENTAL
Pada kali ini saya akan membahas tentang kesehatan mental. Pasti kalian hanya tau dan mendengar sepintas saja tentang kesehatan mental itu, untuk kali. Ini saya akan membahas apa itu kesehatan mental. Dan mulai dari ...

1 . Konsep sehat & dimensi dari kesehatan mental
Konsep sehat , apa itu konsep sehat ?? Kalau menurut pribadi saya, konsep sehat adalah suatu struktur atau bisa dibilang seperti susunan yg mempunyai tujuan yg positif atau yg dibilang sehat, tetapi menurut salah satu tokoh dari aliran humanistik yaitu A.H. Maslow org yg memiliki konsep sehat berarti orang itu sudah mencapai pada tingkat ke 5 yaitu self - actualization atau aktualisasi diri. Biasanya org yang sudah mencapai pada tingkat aktualisasi diri pasti memiliki EQ , IQ , SQ yg stabil atau seimbang.
Dimensi - dimensi dari kesehatan mental:

  • A. Jasmani : jasmani kenapa dibutuhkan jasmani, karena jasmani merupakan salah satu dimensi kesehatan mental yg dimiliki setiap manusia. Jasmani yg sehat adalah jasmani yang kuat dan itu akan terlihat secara fisik.
  • B. Rohani : Rohani yang sehat akan terlihat dalam bertaatnya dalam beribadah dan juga selalu perpandangan ke maha yg kuasa
  • C. Emosi : kenapa dibutuhkan emosi dalam dimensi kesehatan mental? , karena emosi merupakan salah satu perasaan yg akan mengekspresikan secara show off / pamer kepada suatu lingkungan. Dan emosi juga mempengaruhi kesehatan mental itu sendiri, kenapa bisa dibilang mempengaruhi, karena dari situlah terlihat orang yg kesehatan mental emosinya baik atau tidak akan terlihat dari cara dia mengekspresikan suatu perasaannya dengan begitu akan diketahui.
  • D. Kognitif : kognitif merupakan dimensi yg dimiliki oleh kesehatan mental. Kognitif yang bagus / baik adalah kognitif yang memiliki IQ yang nilai dari IQ itu sendiri diatas rata - rata atau tetap. 
  • E. Spiritual : seseorang yang memiliki spiritual yang bagus akan terlihat pada pribadinya yang nyaman. Dan spiritual termasuk dalam dimensi kesehatan mental.


2. Sejarah perkembangan kesehatan mental
Berikut adalah sejarah perkembangan kesehatan mental. Sejarah kesehatan mental tidaklah sejelas pada ilmu sejarah kedokteran. Karena mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dan terlihat.
- Pada tahun 1600an
Dukun asli amerika yg bersuku Indian yang biasa disebut healer,shaman orang yang mengalami gangguan mental dengan cara memanggil kekuatan supranatural dan menjalani ritual penebusan dan penyucian.
- Tahun 1692
Mendapatkan pengaruh para imigran dari eropa yang beragama nasrani, di amerika orang yang bergangguan mental saat itu sering dianggap terkena sihir atau dirasuki setan. Ini merupakan penjelasan yang diterima secara umum sehingga masyarakat takut dan membenci mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir. Bahkan pengadilan pernah memvonis 19 orang untuk digantung karena diamggap memiliki sihir. Padahal mereka yang dianggap memiliki kekuatan sihir kemungkinan besar mengalami gangguan mental sehingga hidup mereka tampak aneh dan berbeda bagi kebanyakan orang. Dan pada tahun ini gangguan mental tidak dianggap sebagai sakit.
- Tahun 1724
Pendeta cotton mather (1728) mematahkan takhayuk yang hidup di masyarakat berkaitan dengan sakit jiwa dengan memajukan penjelasan secara fisik mengenai sakit jiwa itu sendiri. Pada saat ini benih - benih pendekatan secara medis mulai dikenalkan, yaitu dengan memberika penjelasan masalah kejiwaan sebagai akibat gangguan yang terjadi di tubuh.
- Tahun 1812
Benjamin rush (1813) menjadi salah satu pengacara mula - mula yang menangani masalah penanganan secara manusiawi untuk penyakit mental dengan publikasinya yang berjudul "medical inquiries and observation upon diseases of the mind". Ini merupakan buku teks psikiatri amerika yang pertama dan antara tahun 1830 - 1860 di inggris timbul optimisme dalam menangani pasien sakit jiwa (therapeutic Optimism).
- Tahun 1843
Kurang lebih terdapat 24 rumah sakit, tapi hanya ada 2561 tempat tidur yang tersedia untuk menangani penyakit mental di amerika serikat.
- Tahun 1909
Sigmund Freud mengunjungi amerika dan mengajar psikoanalisa di universitas clark di worcester, massachusetts.
- Tahun 1910
Emil kraeplin pertama kali menggambarkan penyakit alzheimer. Dia juga mengembangkan alat tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya epilepsi.
- Tahun 1918
Asosiasi psikoanalisa amerika membuat aturan bahwa hanya orang yang telah lulus dari sekolah kedokteran dan menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon untuk pelatihan psikoanalisa.
- Tahun 1920
Komite nasional untuk mental higiene menghasilkan satu set model undang - undang komitmen yang dimasukkan kedalam aturan pada beberapa negara bagian. Komite juga membantu penelitian - penelitian yang berpengaruh pada kesehatan mental, penyakit mental, dan treatment yang membawa perubahan nyata pada sistem perawatan kesehatan mental.
- Tahun 1930
Psikiater mulai menginjeksikan insulin yang menyebabkan shock dan koma sementara sebagai suatu treatment untuk penderita schizofrenia.
- Tahun 1936
Agas Moniz mempublikasikan suatu laporan mengenai lobotomi frontal manusia yang pertama. Akibatnya antara tahun 1936 sampai pertengahan 1950-an, diperkirakan 20.000 prosedur pembedahan ini digunakan terhadap pasien mental amerika.
- Tahun 1947
Fountain house di new york city memulai rehabilitasi psikiatrik untuk orang yang mengalami sakit mental.
- Tahun 1950
Dibentuknya NAMH (national association of mental health) yang merupakan organisasi yang mempromosikan kesadaran akan kesehatan mental.
- Tahun 1979
NAMH berubah nama menjadi NMHA (national mental health association).
- Tahun 1990
NMHA memainkan peran penting dalam memunculkan disabilities act, yang berfungsi untuk melindungi warga amerika yang secara mental dan fisik disable.
- Tahun 1997
Peneliti menemukan kaitan genetik pada gangguan bipolar yang menunjukkan bahwa penyakit ini diturunkan. Sejarah kesehatan mental merupakan cerminan pandangan masyarakat terhadap gangguan mental dan perlakuan yang diberikan.

3. Pandangan Kesehatan Mental menurut Para Ahli
Berikut ini adalan pandangan setiap para ahli tentang kesehatan mental:
-Aliran Psikoanalisa
Sigmund Freud (1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisa. Menurut freud pikiran-pikiran yang di repress atau di tekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau menyimpang. Pandangan Freud secara lengkap adalah sebagai berikut: 1) kesadaran dan ketidaksadaran, 2) insting dan kecemasan (represi, pembentukan reaksi, proyeksi, penempatan yang salah, rasionalisasi, supresi, sublimasi, kompensasi, regresi).
-Aliran behaviorisme
Para ahli behaviorisme termasuk Pavlov ingin meneliti psikologi secara objektif, yaitu yang dapat di observasi secara nyata, karena menurut mereka kesadaran tidak dapat di observasi secara langsung.
-Aliran Humanistik
-Menurut Allport
Beberapa segi dari pendekatan Allport terhadap kepribadian manusia adalah asli. Dia adalah ahli teori kepribadian pertama yang mempelajari orang-oang dewasa yang matang dan normal dan bukan orang-orang yang neurotis. Allport mempelajari individu-individu yang normal dan dengan demikian mengembangkan suatu teori yang hamper seluruhnya mengenai kepribadian yang sehat.
Allport mengemukakan teori tentang jurang antar kepribadian neurotis dan kepribadian yang sehat dan antara masa dewasa dan masa kanak-kanak. Dia tetap merupakan satu-satunya ahli teori kepribadian yang menegaskan bahwa tidak ada kesamaan fungsional antara kepribadian-kepribadian yang terganggu dan kepribadian-kepribadain yang sehat, bahwa mereka merupakan dua hal yang terpisah.
Karena itu kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang pandangannya ialah kepada apa yang diharapkan orang itu untuk menjadi, dan bukan kepada apa yang sudah terjadi dan tidak dapat diubah. Bagi saya, hal ini membuat pandangan Allport tentang kepribadian sangat penuh harapan dan optimistis. Masa depan dapat direncanakan dengan sadar dan sengaja serta dikerjakan untuk kemajuan individu. Akan tetapi suatu kehidupan yang berfokus pada masa lampau tidak begitu terbuka kepada perubahan.
Dalam teori Allport antisipasi-antisipasi adalah penting dalam membantu kita untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita. Ini sama dengan pepatah, “Saya adalah apa yang saya perjuangkan untuk menjadi”. Segi lain dari pandangan Allport tentang kesehata psikologis, yang diulangi oleh ahli-ahliteori lain, adalah bahwa kepribadian-kepribadian sehat terarah kepada orang-orang lain. Karena sama sekali tidak terpusat pada diri sendiri, maka orang yang matang terlibat secara aktif dan terikat pada sesuatu atau seseorang di luar diri.
-Menurut Rogers
Gambaran Rogers tentang kepribadian yang sehat adalah sederhana, seperti halnya dengan criteria yang dikemukakan Allport. Tetapi saya berpendapat bahwa ada suatu daya tarik khusus dalam pandangan-pandangan Rogers yang menyebabkan pandangan-pandangan tersebut begitu popular, yakni panggialannya untuk menjadi “saya” dan “sekarang”. Tampaknya hal ini sangat menarik dalam suatu zaman yang menekankan pentingnya mengungkapkan diri sendiri dengan sepenuhnya dan terbuka, bebad dari rintangan-rintangan dan hambatan-hambatan.
Reaksi saya secara keseluruhan terhadap pendirian Rogers ialah ambivalen. Saya menemukan banyak hal yang menarik, tetapi saya juga menemukan sifat-sifat yang tak menyenagkan. Sulit untuk tidak menyetujui dalil bahwa orang-oarang yang sehat mampu mengatur sendiri perubahan dan pertumbuhan, menuntun kehidupan mereka yang tidak terhalang oleh peristiwa-peristiwa masa kanak-kanak.
Keseluruhan pandangan Rogers rupanya kekurangan (1) suatu perasaan yang tanggung jawab terhadap orang-orang lain, dan (2) tujuan-tujuan dan maksud-maksud yang jelas. Teori itu kelihatannya mengundang individu untuk berada dalam suatu situasi yang sama sekali egoistis dan perasaan puasakan diri sendiri.
-Menurut Fromm
Interpretasi Fromm tentang sumber dari kepribadian sehat menekankan pengaruh yang kuat dari kekuatan-kekuatan social, ekonomi, dan politik para individu. Lebih dari semua ahli teori lain, sebagai individu-individu dan sebagai suatu spesies dan pada tipe masyarakat tempat kita hidup. Pendirian Fromm memberikan harapan kepada kita semua. Perjuangan bawaan kesehatan psikologis sangat kuat. Tentu, kekuatan-kekuatan, psikologis yang menghambat produktivitas sangat kuat, membuktikan bahwa timbulnya gangguan-gangguandalam zaman kita meningkat. Tetapi, kesehatan, produktivitas, dan cinta kadang-kadang menang atas perlawanan yang keras tersebut.
Dalam pandangan Fromm, kita membutuhkan orang-orang lain untuk kesejahteraan kita sendiri. Kepribadian produktif dari Fromm, seperti kepribadian matang dari Allport, berpijak dengan kuat pada kenyataan. Orang-orang yang sehat mengamati dunia (orang-orang lain, peristiwa-peristiwa, dan diri mereka sendiri) secara objektif, tidak seperti orang yang berfungsi sepenuhnya dari Rogers.
Sifat laindaridari kerpribadian sehat Fromm yang saya rasa menarik adalah perjuangan kita untuk mengembnagkan dan memenuhi semua kemampuan kita. Orang-orang sehat dan produktif dengan kuat dan sepenuhnya menggunakan, merentangkan, memperpanjang, dan mengembangkan kualitas-kualitas mereka yang unik.
-Menurut Maslow
Maslow mengemukakan suatu teori yang optimis tentang kodrat manusia, yang menunjukkan bagaimana kita semua sanggup untuk menjadi. Orang yang mengaktulisasikan diri dari maslow adalah gambaran yang menyanjung-nyanjung tentang apa yang paling baik dalam manusia.
Saya tertarik kepada tingkat kebutuhan-kebutuhan dari Maslow, terutama pendiriannya bahwa kebutuhan fisiologis dan rasa aman harus dipuaskan sebelum kebutuhan-kebutuhan lain dapat timbul. Sehubung dengan kebutuhan akan cinta dan pengharapan, urutannya mungkin terbalik untuk orang-orang yang menilai pengharapan lebih daripada cinta, suatu kemungkinan yang diterima Maslow.
Tingkat-tingkat kebutuhan dari Maslow memberikantantangan untuk memanjat suatu anak tangga yang lebih tinggi dari pertumbuhan manusia dan memberikan harapan yang menggiurkan bahwa apabila kita beruntung dalam situasi-situasi kita, kita dapat memiliki suatu kesempatan untuk mencapai aktualisasi diri, atau sekurang-kurangnya mendekatinya.

Dan itulah penjelasan saya mengenai kesehatan mental dan juga sejarah tentang kesehatan mental. semoga bermanfaat untuk anda semua.
Terimakasih..


Sumber :
1. siswanto.(2007). kesehatan mental, yogyakarta:andi yogyakarta
2. Schultz,Duane. (2011). Psikologi pertumbuhan dan model - model kepribadian sehat, yogyakarta:kasnisius
3 sarwono, Sarlito.(2010).pengantar psikologi umum, jakarta:rajawali pers
4. http://abdisetiawan-abdee.blogspot.com/2012/03/kesehatan-mental.html

PENYESUAIAN DIRI DAN STRES


PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN

1.Pengertian Penyesuaian Diri

Penyesuaian Diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu: penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan (mastery). Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut.

Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.
Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional.

Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasitidakterjadi.

2. Konsep Penyesuaian Diri
Penyesuaian dapat diartikan atau dideskripsikan sebagai adaptasi dapat mempertahankan eksistensinya atau bisa survive dan memperoleh kesejahteraan jasmaniah dan rohaniah, dan dapat mengadakan relasi yang memuaskan dengan tuntutan sosial. Penyesuaian dapat juga diartikan sebagai konformitas, yang berarti menyesuaikan sesuatu dengan standar atau prinsip. Penyesuaian sebagai penguasaan, yaitu memiliki kemampuan untuk membuat rencana dan mengorganisasi respons-respons sedemikian rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam konflik, kesulitan, dan frustrasi-frustrasi secara efisien.

Individu memiliki kemampuan menghadapi realitas hidup dengan cara yang memenuhi syarat. Penyesuaian sebagai penguasaan dan kematangan emosional. Kematangan emosional maksudnya ialah secara positif memiliki responss emosional yang tepat pada setiap situasi. Disimpulkan bahwa penyesuaian adalah usaha manusia untuk mencapai keharmonisan pada diri sendiri dan pada lingkungannya.

3. Pertumbuhan Personal
Pengertian pertumbuhan personal:
Manusia merupakan makhluk individu. Manusia itu disebut individu apabila pola tingkah lakunya bersifat spesifik dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.Setiap individu pasti akan mengalami pembentukan karakter atau kepribadian.

Dan hal itu membutuhkan proses yang sangat panjang dan banyak faktor yang mempengaruhinya terutama lingkungan keluarga. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah kerabat yang paling dekat dan kita lebih banyak meluangkan waktu dengan keluarga. Setiap keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan individu. Bukan hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat pun terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan individu.

Dengan adanya naluri yang dimiliki suatu individu, dimana ketika dapat melihat lingkungan di sekitarnya maka secara tidak langsung maka individu akan menilai hal-hal di sekitarnya apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang disiplin yang menerapkan aturan-aturan yang tegas maka lama-kelamaan pasti akan mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di lingkup keluarga yang religius maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi yang religius. Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu:
1. Faktor Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga. Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

McDougall menekankan pentingnya faktor personal dalam menentukan interaksi sosial dalam membentuk perilaku individu. Menurutnya, faktor-faktor personallah yang menentukan perilaku manusia. Menurut Edward E. Sampson, terdapat perspektf yang berpusat pada persona dan perspektif yang berpusat pada situasi. Perspektif yang berpusat pada persona mempertanyakan faktor-faktor internal apakah, baik berupa instik, motif, kepribadian, sistem kognitif yang menjelaskan perilaku manusia. Secara garis besar terdapat dua faktor.

STRES

1.Pengertian Stres dan Efeknya

Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain. Menurut Robbins (2001) stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.

Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya system kognitif, apresiasi stress menyebabkan segala peristiwa yang terjadi disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stress berdasarkan arti atau interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut, dan bukan karena peristiwa itu sendiri. Sedangkan menurut Handoko (1997), stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya.

Efek dari stress, yaitu :
Efek dari stress ini dapat bermacam-macam, mulai dari timbulnya uban, membahayakan kesehatan jantung, resiko stroke meningkat, meningkatkan resiko penyakit kronis, memicu gejala depresi,  dan juga tumor dan kanker. Ini terbukti dari berbagai penelitian mengenai stress, yang biasanya berakibat pada munculnya suatu hormon akibat stress tersebut. Diharapkan, di masa depan akan muncul obat-obatan untuk mengatasi berbagai efek dari stress ini. Apalagi stress yang kronis dapat mengakibatkan penurunan kadar protein p53. Sementara itu jenis protein ini dibutuhkan untuk mencegah munculnya kanker.


2. Faktor penyebab Stres

Lazarus dan Cohen (dalam Evans, 1982) mengemukakan bahwa terdapat tiga kelompok sumber yang menyebabkan stress, yaitu :
Fenomena catalismic, yaitu hal-hal atau kejadian-kejadian yang tiba-tiba, khas, dan kejadian yang menyangkut banyak orang seperti bencana alam, perang, banjir, dan sebagainya. Kejadian-kejadian yang memerlukan penyesuaian atau coping seperti pada fenomena catalismic meskipun berhubungan dengan orang yang lebih sedikit seperti respon seseorang terhadap penyakit atau kematian. Daily hassles, yaitu masalah yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari yang menyangkut ketidakpuasan kerja atau masalah-masalah lingkungan seperti kesesakan atau kebisingan karena polusi.


3. Tipe-tipe Stres Psikologi


  • Tekanan:
  • Frustasi: Frustasi adalah situasi apapun dimana individu tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kegagalan dan kehilangan adalah dua hal yang terutama membuat frustasi.
  • Konflik: Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
  • Kecemasan: Taylor (1953) dalam Tailor Manifest Anxiety Scale (TMAS) mengemukakan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan subyektif mengenai ketegangan mental yang menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau tidak adanya rasa aman. Carlson (1992:201) menjelaskan kecemasan sebagai rasa takut dan antisipasi terhadap nasib buruk dimasa yang akan datang, kecemasan ini memiliki bayangan bahwa ada bahaya yang mengancam dalam suatu aktivitas dan obyek, yang jika seseorang melihat gejala itu maka ia akan merasa cemas. Menurut (Darajat, 1996:27) kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang sedang mengalami tekanan perasaan (Frustasi) atau pertentangan batin (konflik).


4. Mekanisme pertahanan diri dan Coping Stres
a. Menghilangkan stres mekanisme pertahanan, dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu:

  • Coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
  • Coping yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.

b.Strategi penanganan stres dengan mendekat dan menghindar (Santrock, 2003 : 567):

  • Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stres dan usaha untuk menghadapi penyebab stres tersebut dengan cara menghadapi penyebab stres tersebut atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung
  • Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal atau meminimalisasikan penyebab stres dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stres
Menurut Ebata & Moos, 1994 (dalam Santrock, 2003 : 567) individu yang menggunakan strategi mendekat untuk menghadapi stres adalah remaja yang berusia lebih tua, lebih aktif, menilai stresor utama yang muncul sebagai sesuatu yang dapat dikendalikan dan sebagai suatu tantangan, dan memiliki sumber daya sosial yang dapat digunakan. Sedangkan, individu yang menggunakan strategi menghindar mudah merasa tertekan dan mengalami stres, memiliki stresor yang lebih kronis, dan telah mengalami kejadian-kejadian yang lebih negatif dalam kehidupannya selama tahun sebelumnya.

c. Berpikir positif dan self-efficacy
Menurut Bandura (dalam Santrock, 2003 : 567) self-efficacy adalah sikap optimis yang memberikan perasaan dapat mengendalikan lingkungannya sendiri. Menurut model realitas kenyataan dan khayalan diri yang dikemukan oleh Baumeister, individu dengan penyesuaian diri yang terbaik seringkali memiliki khayalan tentang diri mereka sendiri yang sedikit di atas rata-rata. Memiliki pendapat yang terlalu dibesar-besarkan mengenai diri sendiri atau berpikir terlalu negatif mengenai diri sendiri dapat mengakibatkan konsekuensi yang negatif. Bagi beberapa orang, melihat segala sesuatu dengan terlalu cermat dapat mengakibatkan merasa tertekan. Secara keseluruhan, dalam kebanyakan situasi, orientasi yang berdasar pada kenyataan atau khayalan yang sedikit di atas rata-rata dapat menjadi yang paling efektif (dalam Santrock, 2003 : 568).

d. Sistem dukungan
Menurut East, Gottlieb, O’Brien, Seiffge-Krenke, Youniss & Smollar (dalam Santrock, 2003 : 568), keterikatan yang dekat dan positif dengan orang lain – terutama dengan keluarga dan teman – secara konsisten ditemukan sebagai pertahanan yang baik terhadap stres.

e. Berbagai strategi penanganan stres
Dalam penanganan stres dapat menggunakan berbagai strategi coping, karena stres juga disebabkan tidak hanya oleh satu faktor, melainkan oleh berbagai faktor (Susman, 1991 dalam Santrock, 2003 : 569).


5. Problem Solving terhadap Stres

Kita mengalahkan stress dengan cara menyelesaikan problem stressor (hal yang membuat stress itu). Misalnya, kita stress karena menderita suatu penyakit, maka kita menyelesaikan masalah dengan berobat sehingga penyakit kita bisa sembuh. Atau bisa juga dengan mengusahakan agar kita bisa menyesuaikan diri dengan situasi yang terjadi (bila situasinya sendiri tidak bisa dirubah).


Sumber:
http://www.psychologymania.com/2012/05/pengertian-stress.html
http://tysar.wordpress.com/2009/06/24/pengertian-kecemasan/
http://yuliamasri-yuliamasri.blogspot.com/2010/05/makalah-kelompok-psikologi.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-penyesuaian-diri/
http://salvinirayyan-tugas.blogspot.com/2011/03/stress-dan-penyesuaian-diri.html
http://meltri-elia.blogspot.com/2011/04/stress-menurut-hans-selye.html
http://erriskareza.blogspot.com/2012/02/faktor-faktor-yang-menyebabkan-stress.html
http://mita.blog.unair.ac.id/2012/05/11/efek-stress/
http://health.detik.com/read/2013/02/05/152425/2161718/763/4/ketahuilah-ini-9-efek-mengerikan-dari-stres#bigpic
http://masimamgun.blogspot.com/2010/04/konsep-penyesuaian-diri.html